Sekolah seharusnya menjadi ruang yang aman untuk belajar, tumbuh secara pribadi, dan membentuk persahabatan. Namun, bagi banyak anak, perundungan menjadikannya tempat yang dipenuhi rasa takut dan cemas. Orang tua bisa merasa tidak berdaya, tidak yakin tentang langkah berikutnya ketika seorang anak sedang menjadi sasaran perundungan. Kabar baiknya: dengan strategi yang berinformasi dan dukungan yang konsisten, Anda bisa memberdayakan anak Anda untuk menavigasi dan bangkit melewati perundungan—satu langkah pada satu waktu.
Sebelum mengambil tindakan, sangat penting untuk mengenali apa yang termasuk perundungan dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi anak Anda. Perundungan sering muncul dalam beberapa bentuk:
Penelitian dari National Center for Educational Statistics (2020) mengungkapkan hampir 1 dari 5 pelajar AS berusia 12–18 tahun melaporkan mengalami perundungan di sekolah. Perundungan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, kinerja buruk, ketidakhadiran, dan harga diri yang rendah. Misalnya, sebuah studi tahun 2023 menunjukkan anak-anak yang dibully secara online dua kali lebih mungkin mengalami gejala depresif dibandingkan dengan mereka yang tidak dibully.
Mengenali sifat perundungan yang multifaset adalah langkah pertama. Kadang-kadang, tindakan halus seperti pengucilan sosial atau sarkasme yang berkepanjangan bisa terabaikan. Dengarkan dengan saksama dan perlakukan laporan apa pun dengan serius, meskipun terlihat kecil atau jarang terjadi.
Anak-anak tidak selalu dengan sukarela memberikan informasi tentang pengalaman negatif di sekolah—mereka bisa takut dibalas, merasa malu, atau khawatir orang tua akan bereaksi berlebihan. Membangun kepercayaan sangat penting:
Membangun Kebiasaan Memeriksa Perkembangan: Luangkan waktu setiap hari untuk menanyakan kepada anak Anda tentang kehidupan sekolahnya, teman-temannya, dan bagaimana perasaannya. Hindari pertanyaan yang terlalu cepat; sebaliknya, gunakan prompt terbuka seperti, “Ceritakan sesuatu yang menyenangkan atau menantang hari ini.”
Dengarkan dengan Sabar: Beri anak Anda ruang untuk berbagi tanpa interupsi. Validasi perasaan mereka (“Itu terdengar sangat berat. Aku bisa mengerti mengapa kamu akan merasa sedih.”).
Hindari Menyalahkan: Tahan dorongan untuk menyalahkan atau memaksa anak Anda ‘menjadi kuat’. Sebaliknya, akui keberanian mereka dalam membuka diri dan tekankan bahwa tidak ada orang yang pantas dibully.
Studi Kasus: Mia yang berusia delapan tahun menyembunyikan pengalaman perundungannya hingga malam-malam makan pizza keluarga menjadi ritual komunikasi, membuatnya merasa aman untuk mengungkap perasaannya. Kadang-kadang, anak-anak membuka diri saat naik mobil atau saat waktu tidur ketika suasananya terasa santai.
Saat anak Anda melaporkan perundungan, dapatkan pemahaman yang jelas tentang apa yang terjadi. Pertanyaan sebaiknya fokus pada rinciannya, seperti:
Jaga sebuah catatan tertulis tentang kejadian, termasuk tanggal, sifat insiden, tindakan yang diambil, dan hasilnya. Jurnal ini bisa sangat berperan ketika menangani masalah ini dengan pihak sekolah atau, jika situasinya meningkat, penegak hukum.
Tip: Dorong anak Anda (sesuai usia) untuk merekam atau menggambar apa yang terjadi. Foto digital dari bukti fisik (misalnya barang yang rusak) memperkuat dokumentasinya.
Meskipun setiap skenario perundungan unik, memberdayakan anak Anda dengan keterampilan praktis membentuk ketahanan:
Misalnya, Aiden yang berusia sebelas tahun bergabung dengan klub robotika, di mana ia menemukan teman-teman yang mendukung; merasa dihargai membuatnya kurang rentan terhadap perundungan.
Nilai Tambah: Banyak sekolah menawarkan program pembelajaran sosial-emosional (SEL). Tanyakan tentang sumber daya ini dan dorong partisipasi anak Anda.
Mengatasi perundungan adalah usaha bersama komunitas, dan sekolah adalah mitra penting.
Langkah-langkah untuk Keterlibatan yang Produktif:
Hubungi Guru atau Konselor terlebih dahulu: Mulailah dengan orang-orang yang paling sering berinteraksi dengan anak Anda. Atur pertemuan, bawa log kejadian Anda, dan mintalah pendapat mereka.
Ketahui Kebijakan Sekolah: Tinjau buku pedoman atau situs web sekolah untuk kebijakan pencegahan perundungan. Bawa referensi spesifik untuk pertemuan Anda.
Mintalah Rencana Aksi: Sepakati langkah selanjutnya secara bersama, seperti peningkatan pengawasan orang dewasa, memindahkan tempat duduk, atau memfasilitasi mediasi antarpelajar.
Tindak Lanjut: Tetapkan tanggal untuk pemeriksaan. Komunikasi seharusnya berkelanjutan, bukan one-off.
Contoh: Di Oakwood Elementary, jurnal rinci orang tua memimpin para guru meninjau rekaman keamanan, mengonfirmasi perundungan sosial, dan konselor sekolah kemudian memberikan dukungan untuk semua siswa yang terlibat.
Ingat, tetap menghormati—bahkan di tengah emosi kuat. Sebagian besar pendidik ingin yang terbaik untuk murid mereka dan mungkin tidak menyadari situasinya.
Perundungan siber adalah ancaman yang semakin meningkat, dengan 59% remaja AS melaporkan mengalami perundungan atau pelecehan online (Pew Research Center, 2022). Berbeda dengan perundungan secara langsung, pelecehan digital bisa terjadi kapan saja.
Pedoman untuk Membangun Ketahanan Digital:
Wawasan Kasus: Saat pelecehan online terhadap Priya yang berusia dua belas meningkat, orang tua nya mendokumentasikan bukti dan bekerja sama dengan TI sekolah serta penyedia jaringan sosial, menghasilkan tindakan cepat dan keamanan bagi Priya.
Kadang perundungan menimbulkan luka emosional yang melampaui apa yang bisa ditangani keluarga dan sekolah sendirian. Jika anak Anda menunjukkan kecemasan yang berkelanjutan, perubahan suasana hati, atau enggan menghadiri sekolah, dukungan profesional bisa membuat perbedaan besar.
Penting: Jika ada tanda-tanda menyakiti diri sendiri, ide bunuh diri, atau keselamatan anak Anda berada dalam bahaya langsung, hubungi sumber krisis yang tepat, seperti Layanan Bantuan 988 Suicide & Crisis Lifeline.
Bahkan setelah perundungan berhenti, efeknya kadang-kadang tetap ada. Dukungan yang berkelanjutan mempercepat penyembuhan dan membangun ketahanan untuk masa depan.
Langkah Praktis:
Contoh Dunia Nyata: Orang tua Sophia mendaftarkannya ke seni bela diri setelah sebuah episode perundungan. Kepercayaan diri yang diperoleh dari belajar bela diri itu merembet ke bidang akademik dan persahabatan, mengubah pengalaman sekolahnya.
Menangani kasus-kasus individual memang penting, tetapi solusi yang langgeng terletak pada membangun budaya yang menolak perundungan secara tegas.
Contoh: Pada 2021, Harmony School meluncurkan sebuah “Gugus Tugas Siswa Pencegahan Perundungan” di mana para siswa merancang janji anti-perundungan mereka sendiri, yang menyebabkan penurunan kejadian terkait perundungan sebesar 35% selama tahun ajaran tersebut.
Mendukung anak yang dibully adalah perjalanan yang menantang, tetapi dengan kesabaran, tindakan terstruktur, dan rumah yang penuh kasih, setiap keluarga dapat membantu anaknya menemukan rasa aman, memulihkan kepercayaan diri, dan menjadi bagian dari gerakan yang lebih luas untuk menciptakan perubahan yang bertahan lama di sekolah.